Rabu, 18 Januari 2012

Arwah Yang Suka Bernyanyi CHAPTER 5


CHAPTER 5:
ARWAH BOCAH PEREMPUAN

Siang harinya sepulang sekolah, Miko menjumpai wajah cemas ibunya.
"Mila dipulangkan dari sekolahnya, Miko. Dia sakit...."Miko menjumpai adiknya terbujur lesu di kamar. Tubuhnya demam. Ibunya telah memberi obat penurun panas dua jam yang lalu, tapi sampai kini suhu badannya tidak juga segera turun."Cuma demam biasa kan, Bu? Nanti sore kalau belum membaik, kita bawa ke dokter."Ibu Wibi mengangguk setuju.
Siang itu Miko makan siang hanya berdua dengan ibunya. Biasanya mereka makan bertiga dengan Karmila.
 Tapi di tengah acara makan siang yang tak riang itu, tiba-tiba terdengar suara nyanyian dari kamar Karmila. Seketika Miko dan ibunya teringat kejadian semalam. Miko naik ke lantai atas dan langsung menerjang pintu kamar Karmila."Mila?!"Karmila tak lagi terbujur tak berdaya di atas kasur, melainkan berputar-putar di atas ranjangnya. Bernyanyi dan menari.
"Balonku ada lima... rupa-rupa warnanya... hitam putih....""Mila!" gerakan Miko terhenti. Selanjutnya ia berdiri dan memandang tingkah adiknya dengan seksama. Tarian dan lagunya asal-asalan. Dan... suara itu... suara itu bukan suara Karmila!Miko menegaskan pendengarannya. Bukan suara Karmila yang telah diakrabinya hampir seluruh hidupnya, namun melainkan suara anak perempuan. Kecil dan agak cadel."Ibuuuu... Mila kesurupan lagiii!" teriak Miko, antara panik dan ketakutan.Ibu Wibi telah sampai di lantai atas, dan langsung menjerit histeris. Cemas dan takut bercampur baur menjadi satu. Tapi kemudian Miko lebih cepat menguasai diri dan bertindak. Tamparannya yang cukup keras mendarat di pipi Karmila. Namun di luar dugaan Karmila tidak menjerit kesakitan, melainkan justru membuat gerakan balasan. Begitu cepat, tahu-tahu Miko merasakan pedih di pipinya. Karmila telah melukai pipi kakaknya itu dengan cakaran."Pergi! Pergi!" Mata Mila membuas. Tapi setelah itu, ia kembali membuat gerakan. Menari dan menyanyi lagi."Cicak-cicak di dinding... diam-diam merayap... datang seekor sapi... hap!"Tubuh Karmila terjatuh. Untunglah ia masih di atas kasur sehingga kepalanya aman dari benturan benda keras.
"Mila!" Ibu Wibi memburu dan mendapatkan putrinya yang kini tengah terlentang tak berdaya. Keringat bersimbah di wajah Karmila. Tapi setelah diamati, ternyata Karmila telah tertidur, bahkan memperdengarkan dengkuran halus.Miko dan ibunya saling berpandangan dengan heran. Keterkejutan jelas belum memudar dari wajah mereka.
"Rumah ini ada penghuninya," desis Miko.Ibu Wibi berkomat-kamit. Nampaknya berdoa."Suara siapa? Arwah siapa?" Miko kembali bergumam sendiri.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar