Seakan sedikit membuka jawaban atas pertanyaan
dan mimpiku,,ku pikir hal itu benar-benar akan terjadi. Seperti yang ada dalam
mimpiku,,saat sosok itu nyaris memberikan sesuatu padaku,,dan pagi harinya
datang paket yang tak terduga. Persis,,nyaris seperti mimpiku. ‘Mungkinkah ini
memang sebuah pertanda kalauu…….’ Hasssh…tak ku lanjutkan kata-kataku. Aku tak
ingin terjadi hal buruk kepada tomy,,sahabatku.Karena merasa tidak tenang akan
nasib sahabatku,,malam harinya aku nekat pergi ke perpustakaan tua itu untuk
mencari informasi tentang keanehan-keanehan yang terjadi akhir-akhir ini.
Sebenarnya aku sedikit takut dan ragu karena saat itu kotaku sedang mendapat
giliran pemadaman listrik bergilir. Jujur,,aku takut dengan keadaan gelap.
Dengan berbekal lampu senter seadanya,,aku tetap nekat biarpun sebenarnya
perpustakaan sedang ditutup karena akan diadakan beberapa perbaikan. Tapi aku
masih punya jalan masuk,,yaitu lewat pintu belakang yang tak pernah terkunci.
Aku sering lewat pintu itu saat penjaga perpustakaan sedang tak berada di
tempat.Saat masuk lewat pintu belakang,,aku merasakan hal yang sedikit
aneh.Bagian belakang perpustakaan terasa dingin dan pengap tak seperti biasa.
Angin
berhembus sangat kencang hingga dedaunan kering yang tadinya berserakan di
halaman belakang masuk ke dalam dan membanting pintu. Spontan aku berlari
menuju pintu yang terbanting dan mencoba membuka kembali pintu itu. Ternyata
pintu itu telah terkunci dari luar. “siall….!!!”,kataku. Aku tetap berusaha
membukanya. Angin terasa semakin kencang,padahal sudah jelas-jelas pintu
tertutup dan terkunci. Entah dari mana datangnya angin ini. Aku makin panik…aku
menangis… ku gedor-gedor pintu itu sambil bertriak-triak,,berharap akan ada
seseorang yang mendengar dan mengeluarkan aku dari tempat ini. Telah cukup lama
aku melakukannya. Tenagaku telah terkuras habis…Aku lemas dan terduduk pasrah
di salah satu sudut ruangan yang berada di bagian belakang perpustakaan itu.Tak
lama kemudian,,ruang baca utama yang berada di tengah-tengah perpustakaan
nampak terang. Pikirku,,masih ada penjaga di dalam. Aku berdiri. Dengan
perlahan aku mulai berjalan pelan menuju ruangan itu. Dari jarak yang tak
terlalu jauh,,tepatnya dari celah-celah salah satu rak buku besar nampak
seorang anak perempuan sedang duduk dan menghadapi sebuah buku dengan tangan
kanannya memegang pena. Ia tampak sedang menulis sesuatu. Anak itu terlihat
sama dengan orang yang mencabik-cabik isi perut tiga orang dalam mimpiku. Saat
aku tersadar,,ternyata di depannya terdapat sebuah peti kecil yang juga tak
asing di mataku. Aku semakin yakin kalau dia adalah anak yang namanya terukir
di pena itu. Yaa..aku ingat namanya “Sarah Angel”,,sang pemusnah yang telah
melenyapkan sahabat-sahabatnya,,juga sahabat-sahabatku.
Tak
sengaja tanganku menyenggol salah satu buku hingga terjatuh. Karena
kaget,,akupun berteriak dan terpenjat hingga menarik perhatian sosok disana.
Dia menujukan perhaitannya ke rak buku tempat persembunyianku. Kali ini
berbeda. Pandangannya terlihat memelas. Karena penasaran dengan apa yang
terjadi dengannya,,akupun menghampirinya. Aku duduk di sampingnya,,sejenak
menatapnya sambil meyakinkan diri kalau dia tak berbahaya dan takkan
menyakitiku. Dia menoleh ke arahku tanpa mengucap sepatah katapun. Tampak dia
tersenyum. Di perlihatkannya padaku apa yang baru saja di tulisnya. Sedikit
ragu,,akupun mulai membacanya. “Yogjakarta,7 November
1839Dear diary…Puas rasanya bisa mempersatukan sahabat-sahabatku di satu tempat
yang sama….tempat yang tak akan mungkin orang lain ketahui. Selamanya mereka
akan tetap di situ untuk menemaniku dan menjadi sahabatku.
Mama…hmm.. mama mereka pasti akan mempertanyakan keadaan anak-anak
kesayangan mereka padaku. Akupun sudah mempunyai jawaban jika mama mereka
telfon dan bertanya tentang keadaan anaknya. ‘dia sudah tidur tante. Tidak mau
saya bangunkan. Anak tante masih ingin menginap disini selama beberapa minggu’
…Aku tak menyesal telah membawa mereka pergi untuk selamanya. Setidaknya aku
masih menyimpan jasat mereka. Jika ku rasakan penyakitku menjajah tubuhku,,aku
akan berada di antara jasat mereka untuk mati dan tetap bersama
mereka…” Setelah aku membaca tulisan itu dan sejenak terdiam,,tiba-tiba
dia tertawa. Tawa yang sangat keras,,nyaring,,hingga membuat bulu kuduku
berdiri.
Ku tutup mata dan telingaku. Aku
berpikir,,,mungkinkah sekarang aku tidak berada pada zamanku…?? Ku rasa aku
baru saja masuk ke masa lalu. Di jamanku,,sekarang adalah tahun 2009,,tapi
kenapa yang tertulis adalah tahun 1839…?? Berarti waktu mundur 170 tahun.
Logika tak selalu searah dengan kenyataan. Saat ku lihat kalender di hand
phoneku,,benar….saat itu adalah tahun 1839.Tak lama iapun menghentikan
tawanya,,merebut buku hariannya dari tanganku dan memasukkannya bersama pena
itu ke dalam peti. Kemudian ia berdiri,,beranjak dari tempat duduknya,,berlari
dan menyelipkan peti itu ke antara susunan buku,,lalu menghilang. Ruangan itu
kembali gelap,,dingin,,dan senyap.Sejenak aku terdiam di tempat itu,,otakku
masih berusaha mengutak-atik kejadian ini dengan logika. Tapi benar,,kejadian
semacam ini tidak akan bisa di pecahkan menggunakan logika.“ahh..ya
sudahlah,,..mungkin tadi Cuma halusinasiku saja. Lagian gag mungkin juga kalo
ada yang kayak begituan…” gumamku mencoba menyangkal apa yang baru saja
terjadi.Kembali ke tujuan awalku kesini,,yaitu mencari informasi tentang apa
yang selama ini terjadi padaku dan sahabat-sahabatku. Aku mulai beranjak dari
tempat dudukku dan mulai menyusuri satu persatu rak buku untuk mencari apapun
yang bisa ku temukan dengan bantuan penerangan senter kecil. Di dalam laci rak
13,,aku menemukan sebuah amplop usang. Saat membukanya,,aku menemukan beberapa
lembar foto. Yaa…foto hitam-putih usang seorang anak lelaki. Foto itu tak lagi
nampak utuh. Beberapa bagian telah sobek dan mengelupas.
Di
bagian belakang salah satu foto terdapat tulisan dengan huruf jawa,,yang aku
tak mengerti apa maksudnya.Merasa ada seseorang yang datang aku buru-buru
keluar dan pulang dengan membawa apa yang baru saja ku temukan. Sesamapi di
rumah kembali ku lihat kalender di hand phoneku,,ternyata aku sudah kembali ke
jamanku. Entah kapan dan dimana aku memasuki gerbang yang menuju ke masa lampau
itu.Waktu terasa berlalu begitu cepat. Tak terasa,,matahari sudah memancarkan
sinarnya. Tak sempat mataku terpejam. Aku sudah harus kembali bersekolah. Ku
masukkan amplop yang berisi foto-foto itu ke dalam tasku. Sebenarnya hari ini
tak ada semangat untuk bersekolah. Tapi,,,ya sudahlah…. Sedikit berbeda,,hari
ini ada seorang siswa baru di kelasku. Namanya Kevin. Dia pindahan dari salah
satu SMA di jawa timur. Bu Leni,, wali kelasku meminta aku menemaninya untuk
lebih mengenali sekolah kami. Wali kelasku meminta Tomi untuk pindah tempat
duduk dan mengijinkan Kevin duduk di bangku sebelahku.Kevin terlihat gugup di
sebelahku. Kami berkenalan.“hai kevin,,aku Vira”,kataku sambil menjulurkan
tangan,,mengajak berjabat tangan.“aku Kevin”,jawabnya datar. Tangannya
terasa dingin dan bergetar saat berjabat tangan denganku. Dia terlihat
ketakutan seperti melihat sesuatu yang tak terlihat olehku. Entah apa yang ia
lihat.“Kevin,,kenapa kamu…….? Ada yang salah sama aku……….? Atau kamu
sakit….?”,tanyaku dengan mengerutkan jidat.“eeemm…gag papa kok….”,jawabnya
dengan gugup,,tak berani menatap ke arahku. Hmm….ku fikir dia cuma belum
terbiasa denganku.
Semua
orang pasti butuh waktu untuk menyesuaikan diri terutama dengan lingkungan
barunya. Ku rasa itu wajar. Saat jam istirahat aku mengajaknya ke
perpustakaan sekolah. Aku menceritakan beberapa hal tentang sekolahku yang juga
sekolah barunya di Jogja,,sedangkan Kevin hanya diam dan mendengarkan.
Sepertinya Kevin memang agak susah untuk bergaul. Tapi aku tetap ingin
menjadikannya temanku. Agar lebih akrab aku memberikan nomor handphoneku
padanya.Saat pulang sekolah aku tak melihat Kevin. Aku menunggunya di pintu
gerbang,,tapi ia tak kunjung keluar. Mungkin dia sudah pulang duluan. Tak
lama,,Tomi menghampiriku. Dia mengajakku pergi ke perpustakaan tua itu.
Saat ia menyebut kata ‘Perpustakaan Tua’,,kembali aku teringat dengan kejadian
aneh yang bikin aku gag tidur semalaman. Karena masih belum puas dengan
petualanganku semalam akupun meng-iyakan ajakan Tomi. Perpustakaan masih
diperbaiki. Di bawah pohon halaman depan perpustakaan aku menceritakan kejadian
aneh yang ku alami pada Tomi. Dari raut mukanya sepertinya dia gag percaya sama
aku. Tapi aku berusaha meyakinkan dia kalo aku tuh gag bohong. Akupun
mengeluarkan apa yang ku dapat semalam dari dalam tas. Tomi meraih dan memandang
foto-foto itu. “iya…kamu benar…aku percaya sama kamu”,kata tomi.“eh…si Kevin
orang nya kok agak aneh gitu yaa…pendiem banget orangnya…”,kataku.“loh…kok
malah jadi ngomongin Kevin sih…..?”,sahut Tomi dengan nada yang agak
kesal.Sepertinya Tomi tidak suka aku berteman dengan Kevin. Entah apa
alasannya. Dari pada Tomi marah,,pembahasan tentang Kevin ku hentikan.
Kamipun
pulang ke rumah masing-masing.Malam harinya datang sms dari Kevin. Kamipun
saling berkirim sms.Kevin: vira,, maaf yaa…soal kejadian tadi… aku cuma belum
terbiasa, maaf yaa…Vira: ohh…iyaa… gpp kok… oh iya,,tadi kamu kok kayak
ketakutan gitu kenapa…? Ada yang salah sama aku….?Kevin: hmm…gag ada yang salah
sama kamu kok… aku tadi di lihatin terus sama makhluk yang selalu berdiri di
samping kamu. Aku takut. Sepertinya dia gag suka sama aku.Vira: maksud kamu…?
Kayaknya di samping aku gag ada orang deh… ahh…kamu jangan nakutin aku gitu
donk…Kevin: bener kok… aku gag boong… hmm…kamu mau dengerin cerita aku…?Vira:
oh..boleh…Kevin: tapi kamu janji dulu…aku pengen kamu tetep jadi temen aku kalo
aku udah cerita… mungkin kamu bakal nganggep aku idiot n’ aneh juga sama kayak
temenku yang lain…Vira: enggak kok…aku tetep mau jadi temen kamu… cerita
aja…Kevin: hmm…ceritanya gini vir…dulu pas aku masih kecil,,aku tuh tumbuh sama
kayak anak-anak lainnya… bedanya,,di antara temen-temen sebayaku,, aku bisa
lihat n’ berkomunikasi ama sosok yang gag bisa mereka lihat. Tapi aku cuma
berani komunikasi sama roh putih aja….roh hitam aku gag berani. Kata
psikiater,, aku tuh anak yang special. Anak indigo. Makanya aku bisa lihat
mereka. Nah..makhluk yang suka ngikutin kamu itu roh hitam. Dia bisa celakain
orang. Makanya aku gag berani.Vira: hahh……? Yang bener kamu…..? terus aku gimana
nih….?Kevin: dia gag bakal ngapa-ngapain kamu,,tapi dia bisa celakain sahabat
n’ temen kamu. Aku bisa bantuin kok…..Vira: ohh….ya udah…aku minta pengawasan
sama kamu yaa….soalnya aku takut..
Kevin:
oke deh…aku bakal berusaha minta dia baik-baik biar gag bikin ulah…Vira: bener
lho iaa… aku percaya sama kamu biarpun baru sehari kita kenal. Eh…udah malem
nih… aku tidur dulu yaa… good night Kevin…Kevin: oke…good night
vira.. Perbincangan via sms pun berakhir. Sebenarnya aku gag bisa tidur,,
bayangin kayak apa makhluk yang ada di sampingku sekarang. Benar-benar sampai
matahari muncul,,aku tetap tak tidur. Genap 48 jam aku gag tidur. Rasanya
lelah,,pengen tidur tapi ada semacam ketakutan yang membayang-bayangi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar