Saat
memejamkan mata, aku membayangkan surge bahagia saat di cintaimu, juga
saat mencintaimu. Semuanya terasa begitu
indah, terasa sempurna. Seperti cerita
cinta sepanjang masa, aku bersyukur takdir membuatku jatuh cinta padamu.
Namun,semakin
lama mata ini terpejam, air mata malah jatuh perlahan-lahan. Aku menangis, kini
teringat setiap perih yang ditorehkan dustamu di hatiku. Tak sekali-dua kali aku mencoba membuat
pembenaran, menciptakan alas an bahwa kau mungkin tak bersungguh-sungguh
melikaiku.
Kau bahkan
tak mencoba membela dirimu.
Kau menundukan
kepala, membisu.
Dan kini,
lihat, aku menertawakan diriku sendiri.
Betapa ironisnya
hidup ini, sayangku.
Kau yang
selalu bias membuatku tertawa justru yang paling bias membuatku menangis…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar