Rabu, 01 Februari 2012

setetes kebahagiaan


 eh mmmm... pagi ini indah sekali,, mentari bersinar terang menyapa bunga-bunga yang merekah indah. langit nampak biru.. dihiasi awan putih yang sesekali berkumpul lalu pecah lagi, burung-burung bernyayi merdu terbang dari dahan satu kedahan yang lain. subhanallah sungguh kebesaran Allah yang tiada terkira, hari ini aku masih bisa menghirup udara segar dengan kondisi badan yang masih sehat. segelas teh hangat dengan sepiring goreng pisang melengkapi pagiku hari ini. entahlah pagi ini aku begitu semangat, apalagi setelah kulihat kedua orang tuaku tersenyum hangat menatapku. tapi kesedihan sedikit menyinggapi hatiku, hari ini ku harus kembali ke tanggerang, aku harus kembali bekerja untuk masa depannku. berarti aku harus kembali meninggalkan rumah yang kuanggap tempat yang paling nyaman didunia ini. entahlah mengapa kurasa begitu, meskipun dirumah semua serba sederhana, tapi kehangatan kasih sayang yang kurasakan dari kedua orang tuaku dan adik-adikku begitu besar, mungkin karena selama ini aku tak pernah merasakan kasih sayang dari seseorang. Tanggal 21 oktober besok aku berusia 25 tahun, sudah cukup perawan tua didesakau, tapi tidak di pekerjaanku. menurut teman-temanku disana usia seumuranku masih jauh untuk melangkah kejenjang pernikahan, tapi tidak untuk kedua orang tuaku, aku tahu mereka sudah ingin menggendong bayi, meskipun mereka tak pernah mengucapkannya secara langsung. Sedangkan aku adalah anak pertama, dan aku yakin sekali semua anggota keluargaku mengharapkan aku segera menikah.Tapi aku tahu Allah pasti punya rencana lain, dan pasti menyediakan jodoh yang terbaik untukku. siapapun dia, dimanapun dia, dia pasti orang pilihan yang terbaik untukku. maafkan aku ibu, maafkan aku ayah, aku belum bisa memberikan kebahagian untuk kalian, tapi aku masih punya seribu cara untuk bisa melihat kalian semua bahagia.  bagiku kebahagianku tak berarti apa-apa dibandingkan kebahagian kalian semua. Bukannya aku tak menginginkan kebahagian itu.. tapi melihat kalian bahagia akupun bahagia.Setelah ku menikmati segelas teh hangat dan sepiring goreng pisang, bergegas ku bersiap-siap untuk berangkat kembali ke Tanggerang, cukup berat ku harus meninggalkan rumah tapi aku harus kembali demi orang tuaku dan adik-adikku. Meskipun gajiku tak begitu besar, tapi setidaknya aku bisa membantu orang tuaku. pelukan hangat dan senyuman manis keluargaku, mengiringi keberangkatanku. Tak terasa air mataku merembes diantara kedua mataku, aku menagis sambil menatap jalanan dari balik jendela mobil.Masih terdengar jelas ibu membisikkan nasehatnya ditelingaku sambil memeluk erat tubuhku. "Hati-hati ya dah, ibu do'akan semoga kamu sampai disana dengan selamat dan kembali lagi kerumah penuh dengan kebahagian...Ibu berharap kamu selalu bahagia, jangan pikirkan kita di rumah..kamu harus perhatikan diri kamu sendiri, lihatlah badan kamu sudah kurus begini, jangan sampai lupa makan yah"Oh ibu, sungguh aku sangat menyayangimu, hanya saja aku belum bisa memberikan kebahagian dan melengkapi ibu sebagai wanita dan sebagai seorang nenek.Tak henti air mataku terus mengalir, tak kuhiraukan orang-orang disekitarku yang melihat keheranan. Tiba-tiba tegur sapa seorang laki-laki seumuranku membuatku segera menyeka air mata."Maaf.. kamu menangis?" Tanya pria itu dengan nada suaranya yang sopan.Dengan sedikit terkejut aku memalingkan wajahku ke arahnya, terlihat jelas seorang laki-laki muda yang berpenampilan menarik, bibirnya yang menawan mengulum senyumnya yang manis. Aku gugup diam dibuatnya, segera kuseka air mataku."Kamu menangis?" Tanyanya lagi."iya,,,kamu siapa yah?" jawabku seraya berbalik tanya."Aku Purwa, dari tadi aku melihat kamu menagis dan entahlah rasanya aku ingin sekali menyapamu dan sedikit menghibur kamu""oh, iya aku memang sedang menagis, tapi sekarang udah enggak kok" Jawabku dengan sedikit tersipu malu."Nama kamu siapa?"tanyanya seraya mengulurkan tangannya. Dengan ragu-ragu aku menjabat uluran tangannya"Aku Indah" jawabku.Kini air mataku sudah sedikit mengering, obrolan demi obrolan pun menghangatkan hatiku yang sedang sedih. Tak terasa mobil bis pun melaju kencang dan sampai juga di kebon nanas. Akhirnya aku dan Purwapun berpisah.Sampailah aku di tempat pekerjaanku, tiba-tiba pikiranku teringat pada Purwa, sayang sekali aku  tidak sempat menanyakan nomor ponselnya. Seminggu telah berlalu.....Hari ini tepat tanggal 1 november, hari yang terasa sangat aneh bagiku. Atau mungkin aku yang memang aneh, entahlah perasaanku begitu galau, kacau tak karuan. Ada sesuatu yang kurasakan begitu aneh menghinggapi hatiku. KEtika aku sedang duduk melamun di dekat  jendela, sedang menunggu pasien yang datang. Seperti biasa pagi-pagi seperti ini Klinik kecantikan  tempatku bekerja memang sepi, belum ada pengunjung yang datang. Namun tiba-tiba, jantungku berdetak lebih cepat ketika kulihat sesorang berjalan menuju kearah klinikku.Dia seorang laki-laki berpenampilan rapi, kemeja kotak-kotak dipadu dengan celana katun panjang terlihat sepadan dengan wajahnya yang manis, dan kupikir aku mengenalnya."Assalamu'alaikum" ucapnya dari balik pintu.Masih dengan hati tak karuan aku berusaha membuka pintu. Kini senyumnya terlihat jelas ketika pintu sudah terbuka."Kamu?" Sahutku menatapnya."Iya aku purwa, kamu heran aku bisa kesini?"Aku mengangguk pelan, "Oh,ya silahkan duduk dulu"Purwapun duduk berhadapan denganku, tapi aku tak berani menatapnya, karena getaran yang kurasakan begitu membuatku diam kaku tak berkutik."Ehmmm,,,sebenarnya seminggu yang lalu waktu kita berjumpa di bis, aku mengikutimu dari belakang, jadi aku ttahu dimana kamu bekerja. Dan setelah seminggu berlalu itu, entahlah pikiranku tak henti memikirkanmu, bahkan kamu selalu ada mneghiasi hari-hariku.Indah....aku jatuh cinta padamu, dan aku ingin kamu jadi istriku" ucapnya seraya menatapku.O...tuhan apa aku salah mendengar pernyataannya, atau memang dia yang salah mengucapakanya. Semua pernyataannya, membuatku meneteskan air mata. Setelah sekian lama aku menunggu kalimat itu terucap dari bibir seorang lelaki yang sunguh mencintaiku, dan kini aku mendengarnya. Mimpikah aku? Sadarkan aku dari mimpi ini!"Indah kamu mau kan jadi istri aku?"Tak banyak yang bisa kukatakan aku hanya diam tak menjawab, air mataku tak hentinya menetes."Kamu kenapa menangis?" tanyanya."aku sangat bahagia, dan aku ingin kamu tak hanya mengatakan itu semua padaku, tapi aku ingin kamu menyatakannya depan orang tua ku" JAwabku perlahan."Pasti secepatnya aku kerumah kamu untuk melamar kamu"Kini senyuman menghiasi bibirku, setetes kebahagian jatuh tepat di hatiku, membasahi gersangnya hati ini. oh ibu aku akan melengkapi hidupmu sebagai seorang ibu dan sebagai seorang nenek.
Sumber : http://www.facebook.com/notes/cerpen-cerpen-syifa/setetes-kebahagiaan/217042121695504

Tidak ada komentar:

Posting Komentar