eh mmmm... pagi ini indah
sekali,, mentari bersinar terang menyapa bunga-bunga yang merekah indah. langit
nampak biru.. dihiasi awan putih yang sesekali berkumpul lalu pecah lagi,
burung-burung bernyayi merdu terbang dari dahan satu kedahan yang lain.
subhanallah sungguh kebesaran Allah yang tiada terkira, hari ini aku masih bisa
menghirup udara segar dengan kondisi badan yang masih sehat. segelas teh hangat
dengan sepiring goreng pisang melengkapi pagiku hari ini. entahlah pagi ini aku
begitu semangat, apalagi setelah kulihat kedua orang tuaku tersenyum hangat
menatapku. tapi kesedihan sedikit menyinggapi hatiku, hari ini ku harus kembali
ke tanggerang, aku harus kembali bekerja untuk masa depannku. berarti aku harus
kembali meninggalkan rumah yang kuanggap tempat yang paling nyaman didunia ini.
entahlah mengapa kurasa begitu, meskipun dirumah semua serba sederhana, tapi
kehangatan kasih sayang yang kurasakan dari kedua orang tuaku dan adik-adikku
begitu besar, mungkin karena selama ini aku tak pernah merasakan kasih sayang
dari seseorang. Tanggal 21 oktober besok aku berusia 25 tahun, sudah cukup
perawan tua didesakau, tapi tidak di pekerjaanku. menurut teman-temanku disana
usia seumuranku masih jauh untuk melangkah kejenjang pernikahan, tapi tidak
untuk kedua orang tuaku, aku tahu mereka sudah ingin menggendong bayi, meskipun
mereka tak pernah mengucapkannya secara langsung. Sedangkan aku adalah anak
pertama, dan aku yakin sekali semua anggota keluargaku mengharapkan aku segera
menikah.Tapi aku tahu Allah pasti punya rencana lain, dan pasti menyediakan
jodoh yang terbaik untukku. siapapun dia, dimanapun dia, dia pasti orang
pilihan yang terbaik untukku. maafkan aku ibu, maafkan aku ayah, aku belum bisa
memberikan kebahagian untuk kalian, tapi aku masih punya seribu cara untuk bisa
melihat kalian semua bahagia. bagiku kebahagianku tak berarti apa-apa
dibandingkan kebahagian kalian semua. Bukannya aku tak menginginkan kebahagian
itu.. tapi melihat kalian bahagia akupun bahagia.Setelah ku menikmati segelas
teh hangat dan sepiring goreng pisang, bergegas ku bersiap-siap untuk berangkat
kembali ke Tanggerang, cukup berat ku harus meninggalkan rumah tapi aku harus
kembali demi orang tuaku dan adik-adikku. Meskipun gajiku tak begitu besar,
tapi setidaknya aku bisa membantu orang tuaku. pelukan hangat dan senyuman
manis keluargaku, mengiringi keberangkatanku. Tak terasa air mataku merembes
diantara kedua mataku, aku menagis sambil menatap jalanan dari balik jendela
mobil.Masih terdengar jelas ibu membisikkan nasehatnya ditelingaku sambil
memeluk erat tubuhku. "Hati-hati ya dah, ibu do'akan semoga kamu sampai
disana dengan selamat dan kembali lagi kerumah penuh dengan kebahagian...Ibu
berharap kamu selalu bahagia, jangan pikirkan kita di rumah..kamu harus
perhatikan diri kamu sendiri, lihatlah badan kamu sudah kurus begini, jangan
sampai lupa makan yah"Oh ibu, sungguh aku sangat menyayangimu, hanya saja
aku belum bisa memberikan kebahagian dan melengkapi ibu sebagai wanita dan
sebagai seorang nenek.Tak henti air mataku terus mengalir, tak kuhiraukan
orang-orang disekitarku yang melihat keheranan. Tiba-tiba tegur sapa seorang
laki-laki seumuranku membuatku segera menyeka air mata."Maaf.. kamu
menangis?" Tanya pria itu dengan nada suaranya yang sopan.Dengan sedikit
terkejut aku memalingkan wajahku ke arahnya, terlihat jelas seorang laki-laki
muda yang berpenampilan menarik, bibirnya yang menawan mengulum senyumnya yang
manis. Aku gugup diam dibuatnya, segera kuseka air mataku."Kamu
menangis?" Tanyanya lagi."iya,,,kamu siapa yah?" jawabku seraya
berbalik tanya."Aku Purwa, dari tadi aku melihat kamu menagis dan entahlah
rasanya aku ingin sekali menyapamu dan sedikit menghibur kamu""oh,
iya aku memang sedang menagis, tapi sekarang udah enggak kok" Jawabku
dengan sedikit tersipu malu."Nama kamu siapa?"tanyanya seraya mengulurkan
tangannya. Dengan ragu-ragu aku menjabat uluran tangannya"Aku Indah"
jawabku.Kini air mataku sudah sedikit mengering, obrolan demi obrolan pun
menghangatkan hatiku yang sedang sedih. Tak terasa mobil bis pun melaju kencang
dan sampai juga di kebon nanas. Akhirnya aku dan Purwapun berpisah.Sampailah
aku di tempat pekerjaanku, tiba-tiba pikiranku teringat pada Purwa, sayang
sekali aku tidak sempat menanyakan nomor ponselnya. Seminggu telah
berlalu.....Hari ini tepat tanggal 1 november, hari yang terasa sangat aneh
bagiku. Atau mungkin aku yang memang aneh, entahlah perasaanku begitu galau,
kacau tak karuan. Ada sesuatu yang kurasakan begitu aneh menghinggapi hatiku.
KEtika aku sedang duduk melamun di dekat jendela, sedang menunggu pasien
yang datang. Seperti biasa pagi-pagi seperti ini Klinik kecantikan
tempatku bekerja memang sepi, belum ada pengunjung yang datang. Namun
tiba-tiba, jantungku berdetak lebih cepat ketika kulihat sesorang berjalan
menuju kearah klinikku.Dia seorang laki-laki berpenampilan rapi, kemeja kotak-kotak
dipadu dengan celana katun panjang terlihat sepadan dengan wajahnya yang manis,
dan kupikir aku mengenalnya."Assalamu'alaikum" ucapnya dari balik
pintu.Masih dengan hati tak karuan aku berusaha membuka pintu. Kini senyumnya
terlihat jelas ketika pintu sudah terbuka."Kamu?" Sahutku
menatapnya."Iya aku purwa, kamu heran aku bisa kesini?"Aku mengangguk
pelan, "Oh,ya silahkan duduk dulu"Purwapun duduk berhadapan denganku,
tapi aku tak berani menatapnya, karena getaran yang kurasakan begitu membuatku
diam kaku tak berkutik."Ehmmm,,,sebenarnya seminggu yang lalu waktu kita
berjumpa di bis, aku mengikutimu dari belakang, jadi aku ttahu dimana kamu
bekerja. Dan setelah seminggu berlalu itu, entahlah pikiranku tak henti
memikirkanmu, bahkan kamu selalu ada mneghiasi hari-hariku.Indah....aku jatuh
cinta padamu, dan aku ingin kamu jadi istriku" ucapnya seraya
menatapku.O...tuhan apa aku salah mendengar pernyataannya, atau memang dia yang
salah mengucapakanya. Semua pernyataannya, membuatku meneteskan air mata. Setelah
sekian lama aku menunggu kalimat itu terucap dari bibir seorang lelaki yang
sunguh mencintaiku, dan kini aku mendengarnya. Mimpikah aku? Sadarkan aku dari
mimpi ini!"Indah kamu mau kan jadi istri aku?"Tak banyak yang bisa
kukatakan aku hanya diam tak menjawab, air mataku tak hentinya
menetes."Kamu kenapa menangis?" tanyanya."aku sangat bahagia,
dan aku ingin kamu tak hanya mengatakan itu semua padaku, tapi aku ingin kamu
menyatakannya depan orang tua ku" JAwabku perlahan."Pasti secepatnya
aku kerumah kamu untuk melamar kamu"Kini senyuman menghiasi bibirku,
setetes kebahagian jatuh tepat di hatiku, membasahi gersangnya hati ini. oh ibu
aku akan melengkapi hidupmu sebagai seorang ibu dan sebagai seorang nenek.
Sumber : http://www.facebook.com/notes/cerpen-cerpen-syifa/setetes-kebahagiaan/217042121695504
Tidak ada komentar:
Posting Komentar